Untukmu Kasihku..

Setelah membuka kembali email-email yang sudah banyak menumpuk dan belum di rapikan. Aku kembali menemukan satu email yang pernah ku kirim untuk si Cantik. Isinya puisi yang ku buat saat sebelum menikah kalau tidak salah.



Membuka mata dan berbahagia
terbawa sejuknya pagi
bangkit dari belaian mimpi
dinginnya bersuci menambah indahnya pagi
Hari ini,
ya hari ini, hari yang ku mulai dengan senyum
mendamba bahagia
mengharap damainya jiwa
hari ini, ya hari ini
Aku hidup, hanya mengharap Tenang dan damai Jiwa
kenapa, apakah diriku naif ?
ya, aku ini naif, terlalu banyak bermimpi
hidup dengan mimpi, makan masih mimpi, berjalanpun mimpi
(Lubang Hati oleh LETTO)
“Tak pernah aku menyesali yang ku punya
Tapi ku sadari ada lubang dalam hati
Ku cari sesuatu yang mampu mengisi lubang ini
Ku menanti jawaban apa yang dikatakan oleh hati”
Apakah dirimu,,
(Untuk orang yang aku cintai...)


"Keep spirit ayah !!" and Story behind



Semangat ayah !!!  inilah kata-kata yang tiap pagi ku dengar dari istriku. Setelah beberapa hari kemarin mengalami hal-hal yang membuat diri ini agak nglokro.




Hhhh...! Semangat!
Hari-hari ku sudah kembali berjalan dengan seperti biasa, tapi selalu mendapat bumbu bumbu kehidupan yang selalu saja menyedapkan hembusan nafas dan aliran pikiran ini. Kadang berfikir enak sekali ya jadi mahasiswa , yang tidak terfikirkan masalah mencari penghidupan, yang kewajiban utamanya belajar. Tapi setelah merasakan sendiri menjadi mahasiswa yang harus membagi waktu antara kerja, keluarga, dan kuliah ini, anggapan itu mulai sedikit terkikis. Apalagi mendapati hal yang harus dipelajari tiap hari, tugas-tugas menumpuk yang serasa tidak ada habisnya, kadang harus bertemu dengan dosen yang kurang disukai tapi tetap harus mengikuti kuliah.
Dek Artika lagi ngelap keringet Ibunya (Mbak I'ick-di RS)
Minggu kemarin, tepatnya hari Rabu tanggal 28 September 2011, jam 00.15 an, HP LG KC550 yang sudah penuh goresan itu berdering. Di samping masih ada istriku yang sudah terlelap dalam mimpinya. Dan TV di kost masih menyala menemani sepanjang malam.


Siapa malam-malam gini telpon yak?


Halo Assalamu'alaikum, sinten nggeh?


(Suara terisak-isak)Alaikumsalam,.... dek.... iki mbak Deny....


Enten nopo mbak, kok dengaren ndalu-ndalu telpon?


(Terisak-isak)Dek... Mbak I'ick...(lirih sekali suaranya)... sing sabar ya dek,,,,


Saat mendengar nama mbak I'ick, rasa takut mulai menghinggapi, pikiran ini melayang, membayangkan skenario Tuhan yang paling buruk untuknya. Mbak I'ick sudah menderita kanker payudara sejak beberapa tahun lalu, 3 tahun lalu dia masuk rumah sakit, tapi sudah bisa teratasi dan mulai terlihat lincah lagi, bahkan sempat membangun sebuah Playgroup di kampung. Dia sosok yang sangat berpengaruh di daerah, tidak hanya orang kelurahan, kecamatan, tapi juga kabupaten. Dia yang memimpin banyak gerakan Ibu-ibu di kampung. Sosialnya sangat tinggi. Orang yang dikenal baik oleh banyak orang.
Aku ingat, saat itu hampir hari pernikahanku. Tapi malah mbak I'ick masuk rumah sakit lagi, dan saat hari pernikahanku pun mbak I'ick, yang sudah merencakan semuanya, malah tidak bisa menemaniku. Mulai saat itulah, keadaan tidak kunjung membaik, malah semakin lemah dan semakin lemah tubuhnya. Tak tega rasanya, tiap melihat wajahnya yang cantik, tapi dengan tubuh yang lemah, dan sakit yang berkepanjangan.


Enten nopo mbak I'ick mbak?


Tanyaku dengan penuh ketakutan. Istriku pun terbangun karena suaraku.


Mbak I'ick mpun ......


Nopo mbak?....!!


(masih terisak-isak) ...sabar ya dek...


Tit... telpon mati disertai tangisanku. Air mata yang keluar kembali setelah terakhir kali keluar antara kesenangan pernikahanku dan sakitnya mbak I'ick di waktu yang sama, sekarang keluar lagi karena mbak I'ick mendahului untuk bertemu dengan Jaman Kelanggengan, yang berarti juga pedhot tali tresno dengan keluarga. Menangisku tak henti-henti, disertai dengan isak suara istriku yang juga merasakan lara.



Duh GUSTI ingkang Moho Suci, nyuwun mbak kulo diparingi dalan padhang, dilebetke golonganipun tiyang ingkang sholeh, ingkang dipunridhoi.......





Senyum itu akan selalu menjadi kenangan kebahagiaanmu, mbak....


Dalam kegalauan, aku mencoba untuk tidak terlalu terlarut dalam kesedihan. Mulai menyiapkan diri untuk pulang.



Bu, ayo di wadahi barang - barange yang mau dibawa... Kita langsung pulang...



Beruntung, ada tetangga yang menjemput ke Semarang membawa mobil bak terbuka. Tanpa pikir panjang, motor Vega-R ku yang setia mengantarkan kemana - mana itu di angkut di atas bak, lalu istri masuk ke depan, bersama Bulek Yayah. Duduk di bak terbuka bukanlah suatu masalah sekarang, yang penting cepet pulang, cepet pulang cepet pulang. Dalam dingin angin malam itu, aku menyembunyikan wajah di dalam helm half-face yang ku tutup rapat, agar tak ada orang yang melihat air mata yang masih belum bisa berhenti itu.

Setelah sampai yang kudapati hanyalah tangisan - tangisan, aku tak mau menangis lagi, apalagi saat menemui jasad mbak I'ick. kutegar-tegarkan. Walau berat, harus kuat. Kulihat wajahnya yang cantik, dan senyum yang terberkas di bibir kecilnya dan raut muka yang bahagia menandakan khusnul khotimah yang semua orang inginkan. Semakin membuatku sulit untuk menahan tangis. Tapi aku harus tegar karena aku tidak mau memberatkan mbak I'ick saat mulai melangkah ke dalam Kerajaan Abadi Sang Kholik.


Mbak I'ick lagi geli sama jenggot mas Yoe


Berpelukan... Pas nganterin Mas Yoe nikahan nih, TKP di SPBU

Maaf mbak... selama ini hanya bisa ngrepoti..... Aku sayang mbak I'ick.... Aku kangen mbak I'ick.... Di akhir waktu pun tidak bisa menghantarkan dengan baik.... tapi aku janji ndak akan berubah menjadi dayat yang lain, seperti yang mbak I'ick inginkan di wasiat itu... Mbak I'ick tetep cantik, dan selalu cantik di hatiku mbak... Senyum terakhirmu kulihat dan terpatri di angan...


With love..
Dek Dayat, yang selalu ngomong ngganteng sama mbak I'ick




Ramadhon bersama Istri itu menyenangkan..

Ya... Seperti itulah judulnya... Dan seperti itulah kenyataannya